Pertemuan Satu
15 September 2014
"...philosophy is an art of thought" - Ilkin Santak
A. Apakah Filsafat Itu
1. Pengertian & Defisini Filsafat
Etimologi ‘filsafat’: berasal dari bahasa Yunani ‘φιλοσοφια’ (philosophia), kata majemuk dari φιλοσ (philos) artinya kekasih/sahabat, dan σοφια (sophia) artinya kebijaksanaan/kearifan/pengetahuan. Secara harafiah philosophia berarti mencintai kebijaksanaan/sahabat pengetahuan.
Ada banyak definisi filsafat menurut filsuf-filsuf diantaranya:
a. Filsuf Pra-Sokratik
Filsafat adalah ilmu yang berupaya memahami hakikat (arkhe/asal mula) alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
1. Pengertian & Defisini Filsafat
Etimologi ‘filsafat’: berasal dari bahasa Yunani ‘φιλοσοφια’ (philosophia), kata majemuk dari φιλοσ (philos) artinya kekasih/sahabat, dan σοφια (sophia) artinya kebijaksanaan/kearifan/pengetahuan. Secara harafiah philosophia berarti mencintai kebijaksanaan/sahabat pengetahuan.
Ada banyak definisi filsafat menurut filsuf-filsuf diantaranya:
a. Filsuf Pra-Sokratik
Filsafat adalah ilmu yang berupaya memahami hakikat (arkhe/asal mula) alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
b. Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran asli dan murni.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran asli dan murni.
c. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari prinsip dan penyebab realitas yang ada.
d. Rene Descartes, Filsuf Prancis
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya ialah Tuhan, alam dan manusia.
e. William James, filsuf Amerika
Filsafat adalah suatu upaya luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari prinsip dan penyebab realitas yang ada.
d. Rene Descartes, Filsuf Prancis
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya ialah Tuhan, alam dan manusia.
e. William James, filsuf Amerika
Filsafat adalah suatu upaya luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
2. Asal Mula Filsafat
Ada empat hal yang melahirkan filsafat: Kekaguman/Keheranan (thaumasia), Ketidakpuasan, Hasrat bertanya, dan Keraguan (aporia) .
Karena kagum dengan keajaiban-keajaiban alam di sekitarnya, manusia mencoba menjelaskan fenomena-fenoma tersebut dengan mitos. Ada dua pandangan dalam kekaguman:
a. Aristoteles (Metafisika): Karena kekaguman manusia mulai berfilsafat. Kekaguman punya dua hal penting: ada yang kagum dan sesuatu yang mengagumkan. Subjek kekaguman: manusia, Objeknya: segala sesuatu yang ada.
b. I. Kant kagum dengan bintang di langit dan hokum moral dalam hatinya (coelum stellatum supra me, lex moralis intra me)
Sebelum filsafat lahir, mitos berperanan besar. Keterangan mitos tidak memuaskan manusia. Ratio meninggalkan mitos, dan lahirlah filsafat yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan.
Kekaguman melahirkan pertanyaan tak kunjung habis. Pertanyaan membuat manusia melakukan pengamatan. Pertanyaan mengarah pada dasar dan hakikatnya, yang menjadi ciri khas filsafat.
Manusia bertanya karena masih meragukan kebenaran dari apa yang diketahuinya. Keraguan merangsang manusia untuk selalu bertanya, yang kemudian menggiring manusia berfilsafat.
Ada empat hal yang melahirkan filsafat: Kekaguman/Keheranan (thaumasia), Ketidakpuasan, Hasrat bertanya, dan Keraguan (aporia) .
Karena kagum dengan keajaiban-keajaiban alam di sekitarnya, manusia mencoba menjelaskan fenomena-fenoma tersebut dengan mitos. Ada dua pandangan dalam kekaguman:
a. Aristoteles (Metafisika): Karena kekaguman manusia mulai berfilsafat. Kekaguman punya dua hal penting: ada yang kagum dan sesuatu yang mengagumkan. Subjek kekaguman: manusia, Objeknya: segala sesuatu yang ada.
b. I. Kant kagum dengan bintang di langit dan hokum moral dalam hatinya (coelum stellatum supra me, lex moralis intra me)
Sebelum filsafat lahir, mitos berperanan besar. Keterangan mitos tidak memuaskan manusia. Ratio meninggalkan mitos, dan lahirlah filsafat yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan.
Kekaguman melahirkan pertanyaan tak kunjung habis. Pertanyaan membuat manusia melakukan pengamatan. Pertanyaan mengarah pada dasar dan hakikatnya, yang menjadi ciri khas filsafat.
Manusia bertanya karena masih meragukan kebenaran dari apa yang diketahuinya. Keraguan merangsang manusia untuk selalu bertanya, yang kemudian menggiring manusia berfilsafat.
3. Sifat Dasar Filsafat
a. Berpikir radikal: berpikir mendalam untuk mencapai akar permasalahan dan memperjelas realitas.
b. Mencari asas: berupaya menemukan asas paling hakiki dari segala sesuatu.
c. Memburu kebenaran: bisa dipersoalkan kembali demi meraih kebenaran yang lebih pasti.
d. Mencari kejelasan: untuk menghilangkan keraguan, guna meraih kejelasan intelektual Geisler, Feinberg).
e. Berpikir rasional: dengan ciri-ciri logis, sistematis dan kritis.
4. Peranan Filsafat
Pendobrak: Filsafat mendobrak pintu tradisi yang sakral dan tak bisa diganggu gugat. Pembebas: Filsafat membebaskan manusia dari cara pikir mitis dan mistis.
a. Berpikir radikal: berpikir mendalam untuk mencapai akar permasalahan dan memperjelas realitas.
b. Mencari asas: berupaya menemukan asas paling hakiki dari segala sesuatu.
c. Memburu kebenaran: bisa dipersoalkan kembali demi meraih kebenaran yang lebih pasti.
d. Mencari kejelasan: untuk menghilangkan keraguan, guna meraih kejelasan intelektual Geisler, Feinberg).
e. Berpikir rasional: dengan ciri-ciri logis, sistematis dan kritis.
4. Peranan Filsafat
Pendobrak: Filsafat mendobrak pintu tradisi yang sakral dan tak bisa diganggu gugat. Pembebas: Filsafat membebaskan manusia dari cara pikir mitis dan mistis.
Pembimbing: Filsafat membimbing manusia berpikir secara sistematis dan logis.
5. Kegunaan Filsafat
Bagi ilmu pengetahuan: Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientiarum) telah melahirkan, merawat dan mendewasakan ilmu pengetahuan.
Bagi kehidupan praktis: filsafat membantu manusia memahami apa arti, misalnya, nilai keindahan dalam arsitektur.
5. Kegunaan Filsafat
Bagi ilmu pengetahuan: Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientiarum) telah melahirkan, merawat dan mendewasakan ilmu pengetahuan.
Bagi kehidupan praktis: filsafat membantu manusia memahami apa arti, misalnya, nilai keindahan dalam arsitektur.
B. Kelahiran Filsafat Yunani
Asal kata ‘filsafat’ dan ‘filsuf’: bhs Yunani ‘philosophia’ dan ‘philosophos’ yang berarti ‘pecinta kebijaksanaan’. Menurut tradisi kata itu pertama kali digunakan oleh Pythagoras (abad 6 SM). Dialog Plato Phaidarios: Orang bijaksana cocok untuk Dewa, sementara untuk manusia lebih cocok ‘pecinta kebijaksanaan’, karena pemilik kebijaksanaan melampaui kemampuan insani.
Tiga faktor mempersiapkan lahirnya filsafat:
1.Keberadaan mitologi: melalui mitos manusia mencari keterangan ttg asal usul alam semesta dan kejadian dunia. Ada mitos kosmogonis (asal usul alam) dan mitos kosmologis (sifat kejadian alam semesta)
2.Kesusastraan Yunani berupa amsal, teka-teki, dongeng digunakan sebagai buku pendidikan rakyat. Rakyat gemar puisi yang punya nilai edukatif.
3.Pengaruh ilmu pengetahuan dari Timur Kuno seperti Mesir dan Babilonia dalam astronomi, geometri.
Mitologi Yunani berusaha menjawab persoalan alam semesta. Sejak abad 6 SM orang mulai mencari jawaban rasional ttg alam semesta. wLogos (akal budi, rasio, tuturan, bahasa) mengganti Mythos. Kelahiran filsafat merupakan pergumulan panjang antara mythos dan logos. Contoh: Pelangi. Mythos berpendapat pelangi = dewi yang bertugas melayani dewa-dewa lain. Sementara Xenophanes dan Anaxagoras berkata pelangi = pantulan sinar matahari pada awan.
Filsafat lahir saat logos mengalahkan mythos. Namun, ‘filsafat’ dimaksud baik filsafat dan ilmu pengetahuan, karena ‘filsafat’ = pandangan rasional ttg segala-galanya. Berangsur-angsur ilmu pengetahuan melepaskan diri dari ‘filsafat’, agar memperoleh otonomi.
1. Segi geografis: Daratan Yunani terdiri dari pegunungan gundul, maka mereka berusaha merantau. Perantauan bukanlah daerah jajahan, dan bukan negara persatuan, tapi punya otonomi lengkap.
2. Segi sosial politik: Bangsa Yunani selalu merasa diri lain dari bangsa lain/asing (barbaros).
- Faktor penentu perbedaan bangsa Yunani dengan bangsa lain ialah kemerdekaan, artinya orang Yunani tidak hidup di bawah pemerintahan dengan kuasa mutlak.
- Org Yunani berlainan dengan bangsa asing, karena ia hidup dalam polis (= negara kecil, negara kota, rakyat yang hidup di dalamnya).
- Polis sebagai lembaga politik: pusat segala aktivitas ekonomi, sosial, politik, religius, dengan ciri sbb: otonomi, swasembada, kemerdekaan politik.
- Polis sebagai latar belakang timbulnya filsafat.
3 ciri polis yang menciptakan iklim kelahiran filsafat:
(a)Dalam polis, logos mendapat kedudukan istimewa;
(b)Suasana umum yang terbuka menandai kehidupan sosial di Yunani,
(c)Pengorganisasian polis membuat semua warga sederajat: Tiap warga polis ambil bagian dalam urusan negara.
3. Segi kultural: bangsa pencipta filsafat dan ilmu pengetahuan, juga menghasilkan kesenian yang mengagumkan.Bahasa Yunani bisa mengungkapkan suatu rationalitas tertentu, cocok mengekspresikan pikiran dengan seksama dan jelas.
Pemikiran Yunani merupakan batu bangunan untuk kultur modern. Tidak ada kultur modern tanpa peranan ilmu dan tekhnologi. Pemikiran ilmiah adalah temuan Yunani. Filsafat Yunani kuno punya posisi istimewa karena disitu ditemukan kelahiran filsafat. Belajar filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Ilmu sejarah mengalami kesulitan thdp filsafat Yunani kuno, karena kurangnya sumber tertulis pemikiran filsuf.
Asal kata ‘filsafat’ dan ‘filsuf’: bhs Yunani ‘philosophia’ dan ‘philosophos’ yang berarti ‘pecinta kebijaksanaan’. Menurut tradisi kata itu pertama kali digunakan oleh Pythagoras (abad 6 SM). Dialog Plato Phaidarios: Orang bijaksana cocok untuk Dewa, sementara untuk manusia lebih cocok ‘pecinta kebijaksanaan’, karena pemilik kebijaksanaan melampaui kemampuan insani.
Tiga faktor mempersiapkan lahirnya filsafat:
1.Keberadaan mitologi: melalui mitos manusia mencari keterangan ttg asal usul alam semesta dan kejadian dunia. Ada mitos kosmogonis (asal usul alam) dan mitos kosmologis (sifat kejadian alam semesta)
2.Kesusastraan Yunani berupa amsal, teka-teki, dongeng digunakan sebagai buku pendidikan rakyat. Rakyat gemar puisi yang punya nilai edukatif.
3.Pengaruh ilmu pengetahuan dari Timur Kuno seperti Mesir dan Babilonia dalam astronomi, geometri.
Mitologi Yunani berusaha menjawab persoalan alam semesta. Sejak abad 6 SM orang mulai mencari jawaban rasional ttg alam semesta. wLogos (akal budi, rasio, tuturan, bahasa) mengganti Mythos. Kelahiran filsafat merupakan pergumulan panjang antara mythos dan logos. Contoh: Pelangi. Mythos berpendapat pelangi = dewi yang bertugas melayani dewa-dewa lain. Sementara Xenophanes dan Anaxagoras berkata pelangi = pantulan sinar matahari pada awan.
Filsafat lahir saat logos mengalahkan mythos. Namun, ‘filsafat’ dimaksud baik filsafat dan ilmu pengetahuan, karena ‘filsafat’ = pandangan rasional ttg segala-galanya. Berangsur-angsur ilmu pengetahuan melepaskan diri dari ‘filsafat’, agar memperoleh otonomi.
1. Segi geografis: Daratan Yunani terdiri dari pegunungan gundul, maka mereka berusaha merantau. Perantauan bukanlah daerah jajahan, dan bukan negara persatuan, tapi punya otonomi lengkap.
2. Segi sosial politik: Bangsa Yunani selalu merasa diri lain dari bangsa lain/asing (barbaros).
- Faktor penentu perbedaan bangsa Yunani dengan bangsa lain ialah kemerdekaan, artinya orang Yunani tidak hidup di bawah pemerintahan dengan kuasa mutlak.
- Org Yunani berlainan dengan bangsa asing, karena ia hidup dalam polis (= negara kecil, negara kota, rakyat yang hidup di dalamnya).
- Polis sebagai lembaga politik: pusat segala aktivitas ekonomi, sosial, politik, religius, dengan ciri sbb: otonomi, swasembada, kemerdekaan politik.
- Polis sebagai latar belakang timbulnya filsafat.
3 ciri polis yang menciptakan iklim kelahiran filsafat:
(a)Dalam polis, logos mendapat kedudukan istimewa;
(b)Suasana umum yang terbuka menandai kehidupan sosial di Yunani,
(c)Pengorganisasian polis membuat semua warga sederajat: Tiap warga polis ambil bagian dalam urusan negara.
3. Segi kultural: bangsa pencipta filsafat dan ilmu pengetahuan, juga menghasilkan kesenian yang mengagumkan.Bahasa Yunani bisa mengungkapkan suatu rationalitas tertentu, cocok mengekspresikan pikiran dengan seksama dan jelas.
Pemikiran Yunani merupakan batu bangunan untuk kultur modern. Tidak ada kultur modern tanpa peranan ilmu dan tekhnologi. Pemikiran ilmiah adalah temuan Yunani. Filsafat Yunani kuno punya posisi istimewa karena disitu ditemukan kelahiran filsafat. Belajar filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Ilmu sejarah mengalami kesulitan thdp filsafat Yunani kuno, karena kurangnya sumber tertulis pemikiran filsuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar