Pertemuan 5B
22 September 2014
KESESATAN
PEMIKIRAN (FALLACIA)
Definisi & Pengertian
• Fallacia:
kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tetapi kesalahan
atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.
Kesalahan penalaran
- Kesesatan formal: pelanggaran terhadap kaidah logika
Co. Semua penodong berwajah seram.
Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong.
(penarikan kesimpulan yang salah)
- Kesesatan informal: menyangkut kesesatan dalam bahasa
Co. kesesatan
diksi
•
Penempatan kata depan yang keliru: Antara
hewan dan manusia memiliki perbedaan.
•
Mengacau posisi subjek atau predikat: Karena
tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
•
Ungkapan yang keliru: Pencuri kawakan itu
berhasil diringkus polisi minggu yang lalu.
a.
Amfiboli: sesat karena struktur kalimat
bercabang
Co. Anto
Anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
b.
Kesesatan aksen/prosodi: sesat karena penekanan
yang salah dalam pembicaraan
Co. Ada
aturan ‘Anda tidak boleh ganggu anak tetangga’. Nah Pak Budi bukan tetangga
anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.
c.
Kesesatan bentuk pembicaraan: sesat karena orang
menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lai
Co. Berpakaian
artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri
artinya memakai isteri.
d.
Kesesatan aksiden: yang aksidental dikacaukan
dengan hal yang hakiki
Co. Sawo matang adalah warna. orang
Indonesia itu sawo matang. Maka, orang Indonesia itu adalah warna.
e.
Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi
ditarik dri premis yang tak relevan.
Kesesatan Presumsi
- Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
- Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
- Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
- Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
- Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
- Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.
Menghindari Persoalan
- Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
- Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
- Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
- Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
- Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
- Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
- Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
- Non causa pro causa: orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.
Kesesatan Retoris
- Eufemisme/disfemisme: Pembangkan yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangai maka disebut anggota pemberontak.
- Penjelasan retorik: Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.
- Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
- Innuendo: Saya tidak mengatakan makanan tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
- Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
- Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
- Downplay: Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
- Lelucon/sindiran
- Hiperbola: membesarbesarkan.
- Pengandaian bukti:studi menunjukkan.
- Dilema semu: Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.
Sumber: ppt oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor pada 22 September
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar