Our Blog

(4C) Logika Induktif dan Logika Deduktif

Udah capek? Iya, saya juga, materi pada hari Jumat, 19 September itu banyak sekali, sampe harus dibagi-bagi. Tapi jangan menyerah! Yok! Semangat! Semua yang kita pelajari ada gunanya dan pasti terbayar nantinya!


Logika induktif
Logika penalaran Induktif adalah Cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. 
Ciri dasar dari induktif adalah selalu tidak lengkap.

Persamaan dari penalaran induktif dengan deduktif :
Argumen keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.

Perbedaannya penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tetapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar.
Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
Maka argumen dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/valid atau tidak sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.

Tiga ciri penalaran Induktif:
1. Premis penalaran induktif: proposisi empiris yang ditangkap indera
2. Kesimpulan lebih luas daripada premis
3. Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya.
 

Generalisasi Induktif 
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.
Apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi. 

Ada tiga syarat membuat generalisasi:
 1. Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu 
2. Harus berlaku dimana saja
 3. Dapat dijadikan dasar pengandaian.



Analogi Induktif
Proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang memiliki sifat esensial yang sama

Kesimpulan analogi induktif bersifat khusus
Co.
Mangga 1 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 2 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 3 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 4 : Manis , besar , matang , Kesimpulannya adalah manis
Jadi, analogi induktif menarik suatu kesimpulan atas dasar persamaan.




Logika Deduktif
Menyimpulkan dari hal 'umum' ke hal 'khusus'

Faktor Probabilitas
Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat tidak pasti, karena hanya bersifat probabilitas.
Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh :
1. Faktor fakta
Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya
2. Faktor analogi
Semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya dan sebaliknya
3. Faktor disanologi
Makin besar faktor disanalogi dalam premis, makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya
4. Faktor luas konklusi
Semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya.

Kesesatan penalaran induktif :
1. Tergesa-gesa : cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
2. Faktor ceroboh : cepat menarik kesimpulan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. 
    Co. Semua wanita Jawa itu lembut
3. Prasangka : memberi penilaian tanpa melihat fakta lainnnya

Untuk menghindari kesesatan maka harus membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.

Manfaat belajar penalaran induksi :
memerikan pembenaran atas kecenderungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.


Sumber
- Power Point Pertemuan IV (Pengantar Logika, Logika Induktif dan Deduktif ) yang dibuat oleh Tim Dosen Pengajar KBK Filsafat Universitas Tarumanagara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan-tulisanku Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.