Nah, sekarang kita akan membahas tentang afeksi atau kasih sayang. Materi ini cukup sederhana :D
Yang membedakan manusia dengan tumbuhan adalah
afektivitasnya. Dan afektivitaslah yang membuat manusia 'berada' di dunia,
berpartisipasi dengan orang lain. Afektifitaslah yang mendorong orang untuk
mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif.
Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas yang disebut 'suasana hati'. Orang bersuasana hati baik: bila semua kemampuan bekerja dengan baik.
Apa yang bukan merupakan perbuatan afektif:
Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas yang disebut 'suasana hati'. Orang bersuasana hati baik: bila semua kemampuan bekerja dengan baik.
Apa yang bukan merupakan perbuatan afektif:
1.
Cinta membuktikan diri dalam
perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
2.
Kerap afektivitas itu
disamakan dengan kesanggupan merasa: Padahal kehidupan afektif bukan
hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.
Apa yang merupakan perbuatan afektif:
1.
Hidup afektif atau
afektivitas=seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek
ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
2.
Perbuatan afektif
sedikit mirip dengan 'perbuatan mengenal' karena dianggap perbuatan
vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dengan 'perbuatan mengenal' karena
perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada 'perbuatan mengenal' subyek
membuka diri pada obyek.
Kondisi Afektivitas manusia
1.
Agar ada afektivitas,
perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.
2.
Apakah kesenangan harus
dicurigai? Saya hidup dibawah 'cara afektif' kesenangan, bila saya sungguh
bersatu dalam perasaan dan pikiran dengan apa yang baik bagi saya. Kesenangan
adalah perasaan yang dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada
lebih baik.
Catatan akan cinta dengan diri
sendiri,sesama,dan Tuhan
1. Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme,maka
tidak baik. Padahal cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang
sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
2. Egoisme menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang
egois hanya mengambil untung dari apa saja.
3. Jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/hati, tidakkah itu
sama dengan mengasingkan diri dari diri sendiri? Tidak. Tuhan tidak melawan
kita. Ia transenden dan imanen. St. Agustinus: Tuhan adalah pokok pangkal
kepribadian kita masing-masing. Ia = dasar dalam mana semua manusia saling
berkomunikasi. Makin saya mendekati orang lain, makin saya mendekati Tuhan.
(Sumber : ppt KBK filsafat
pertemuan 7 oleh tim dosen filsafat psikologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar