Our Blog

(7B) Afektivitas

Nah, sekarang kita akan membahas tentang afeksi atau kasih sayang. Materi ini cukup sederhana :D


Yang membedakan manusia dengan tumbuhan adalah afektivitasnya. Dan afektivitaslah yang membuat manusia 'berada' di dunia, berpartisipasi dengan orang lain. Afektifitaslah yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif.

Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas yang disebut 'suasana hati'. Orang bersuasana hati baik: bila semua kemampuan bekerja dengan baik.

Apa yang bukan merupakan perbuatan afektif:
1.          Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
2.          Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa: Padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.
Apa yang merupakan perbuatan afektif:
1.        Hidup afektif atau afektivitas=seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
2.        Perbuatan afektif sedikit mirip dengan  'perbuatan mengenal' karena dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dengan 'perbuatan mengenal' karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada 'perbuatan mengenal' subyek membuka diri pada obyek.
Kondisi Afektivitas manusia
1.      Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.
2.      Apakah kesenangan harus dicurigai? Saya hidup dibawah 'cara afektif' kesenangan, bila saya sungguh bersatu dalam perasaan dan pikiran dengan apa yang baik bagi saya. Kesenangan adalah perasaan yang dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik.
Catatan akan cinta dengan diri sendiri,sesama,dan Tuhan
1.    Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme,maka tidak baik. Padahal cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
2.    Egoisme menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egois hanya mengambil untung dari apa saja.
3.    Jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/hati, tidakkah itu sama dengan mengasingkan diri dari diri sendiri? Tidak. Tuhan tidak melawan kita. Ia transenden dan imanen. St. Agustinus: Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Ia = dasar dalam mana semua manusia saling berkomunikasi. Makin saya mendekati orang lain, makin saya mendekati Tuhan.

(Sumber : ppt KBK filsafat pertemuan 7 oleh tim dosen filsafat psikologi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan-tulisanku Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.